Jumat, 06 Juni 2008

Quo Vadis PERSMA

Singgalang (25 Mai 2008)

Banyak juranalis lahir dari kalangan pers mahasiswa (PERSMA), disamping kuliah mereka aktif berkarya di lembaganya ataupun diluar, sebut saja Sutan Zaili Asril, yulizal yunus, fachrul rasyid, syofwan karim elha, ema yohana (dari Lembaga Pers Mahasiswa Suara Kampus), Syofyan bachyul (LPM Proklamator UBH), (Ganto UNP), dan mereka tidak saja berkecimpung didunia Pers tetapi juga dibidang-bidang lain seperti politik, ekonomi baik dalam negri ataupun tersebar diluar negri seperti dikedutaan. Mereka memang sungguh-sungguh dalam berkarya.

Pada kala itu para akitifis–aktifis pes memang gigih dalam menjalankan aktifitas jurnalistiknya, Media-media tersebut mempunyai sirkulasi yang sangat baik, koran tidak saja tersebar dala kampus (dikalangan civitas akdemik) tetapi juga dinikmati oleh masyarakat umum, medi kampus ketika itu juga ada yang dijual iloper-loper dan masuk pasaran

Media kampus juga pernah go to intenasional, salah satu lembaga pers mahasiswa di Sumatera Barat yaklni LPM Suara kampus IAIN Imam Bonjol Padang pernah mendapatkan undangan ke malaysia untuk menghadiri pertemuan media islami se asia tenggara, memang mentakjubkan, sebuah media kampus bisa begabung dengan media –media interrnasional.. Memang ketika itu keberadaan pers mahasiswa sangat didukung oleh seluruh civitas akaedmik terutama para pejabat-pejabatnya.

Tapi pada saat ini hal itu tidak dapat dinikmati, media-media kampus tidak lagi bersuara, hanya bertebaran lingkungan akademisnya masing-masing dan kadang kala media tcersebut hanya sebagai tempat alas duduk mahasiswa, sehingga tidak lagi dipandang dan dilihat masyarakat luar. Hal ini juga tidak terlepas dari kurangnya ras memiliki dan perhatian civitas akademi tersebut, serta kemauan unutuk berbenah dan bangkit belum tergambarkan

Ini juga tidak terlepas dari kurangnya perhatian para pejabat-pejabat akademik, karena sebenarnya di media inilah kegiatan-kegiatan kampus bisa terekpos dan dilihat oleh masyarakat luar dan di media kampus juga tempat megintorspeksi para civitas akademinya, tapi kenyataannya berbeda tat kala yang diharapak terserbut tidak terealsasikan, masih kurangnya perhatian dari para pejabat-perjabat itu dan malah ada beberapa Lembaga Pers Mahasiswa yang terkendalan karena kuranga biaya priduksi. Sehingga tidak tersalurjanya kreativitas para aktivis-aktivitas pers mahasiswa sekarang ini

Dan kemerosotan persma saat ini juga dtidak terelpas dari kurangnya SDM sebagai roda jalanya suatau lembaga itu, kurangnya minat mahahsiswa sekarang dalam kegiatan tulis menulis dan kadangkala mereka bergabung hanya unutuk gagagaha,sehingga tanpa disadari mereka akan diseleksi alam.

Mungkin dalam keredaksian kita melihat struktur-stukrtur yang sama dengan media masa pada umumnya, deretan nama berjejer mengisi ruang strukturnya, tapi pada nyatanya ini nama hanya tinggal nama, dimana yang bekerja nantinya hanya beberapa orang yang masih perhatian terhadap lembaganya. Itu semua tidak terlepas dari kurang kompaknya para aktivis-aktivis pers saat ini, sehingga arah tujuan tidak jelas, dan ini juga yang menyebabkan terlontang lantingnya media-media kampus saat ini.

Seharusnya disaat kebebasan pers saat ini dan seirng kemajuan teknologi-teknologi modren pers mahasiswa bisa lebih eksis dibanding kala itu, kemudahan kemudahn yang memanjakan tidak dimanfaatkan sebaik mungkin, malah para aktifis-aktifis pers saat ini ini terlena atas kemajuan – kemajuan tersebut sehingga tanpa disadari keterpurukan sedang mengahadang mereka dan keberadaan merek saat ini dipertanyaan. .

Apalagi saat ini di Indonesia telah terbentuk suatu Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) sejak tahun,,,.disanalh diadakan petemun antar pers mahasisawa, banyak kegiatan-kegiatan yan mendorong majunnya pers mahasiswa di indonesia, sepeti mengadakan pelatihan-pelatihan jurnalistik, saling tukar pemikiran, sehingga terjalin keakrabatan sesama pers mahasiswa yang terdiri-dari bcebagai daserah.

Tapi sayangnya di Sumbar PPMI belum dicetuskan, sehingga tidak ada hal-hal yang baru yang di canangkan, malah pers mahasiswa saat ini cendrung berjalan sesuai dengan misi dan visi akademisnya masing-masing, jarang sekali dijumpai silaturrahmi antar pers mahasiswa, sehingga tidak ada lagi tukar pikiran antar sesama pers mahasiswa dan berakibatkan monotonnya media-media yang dihasilkan tersebut.

Kemana arah dan tujuan persma saat ini, apakah akan berjalan ditempat saja dan tidak belajar dari pengalaman-pemgalama yang sudah-sudah.

Comments :

0 komentar to “Quo Vadis PERSMA”

Gubernur Sumbar periode 2010-2015 pilihan anda...?

 

Copyright © 2009 by Brangkas Online