Jumat, 06 Juni 2008

Miskin Akan Kebanggaan


Suara kampus edisi 105

Bernostalgia sejenak mengenang masa-masa indah ketika Civitas Akademik membawa harum nama IAIN Imam Bonjol dengan menorehkan prestasi dalam kancah Olah raga Volly Ball, sehingga disegani di wilayah Sumatera Barat yang kala itu salah satu pemain andalannya Sirajuddin Zar (Rektor IAIN Ib Padang saat ini).

Disamping bidang olah raga, setiap tahunnya IAIN Imam Bonjol Padang
juga mengutus mahasisiwanya untuk pertukaran mahasiswa seperti ke Kanada yang pernah dilakoni Emma Yohana dan Syofwan Karim Elha, serta tabloid kebanggan kampus islami ini Shautul Jami’ah pernah diundang ke Malaysia untuk menghadiri pertemuan media islam se-Asia Tenggara.

Torehan prestasi demi prestasdi ketika itu tidak lepas dari perhatian dan dukungan dari rektor sebagai pengendali kampus. Hubungan harmonis yang dijalankan rektor kepada seluruh Civitas Akademika membawa suatu kedekatan tanpa dinding pembatas. Tidak heran kita melihat rektor langsung turun melihat kondisi mahasiswanya dan ikut merasakan apa yang dirasakan mahasiswanya.

Saat ini hal serupa tidak terealisasikan, sehingga berdampak buruk kepada prestasi-prestasi yang tidak juga kunjung menghampiri civitas akademik, “IAIN miskin akan kebanggan, tidak ada lagi torehan prestasi yang membawa nama harum kampus islami ini dan pimpinan harus bertanggung jawab mencari apa yang harus ditonjolkan oleh IAIN IB kedepan, apalagi saat ini nahkoda dipegang oleh mantan mahasiswa berprestasi Sirajuddin Zar, yang dengan harapan bisa mengembalikan kejayaan yang sudah sirna beberapa tahun terakhir ini” tutur alumni IAIN IB Padang Mafri Amir ketika ditemui di kantornya, Jakarta (15/4) lalu.

Memang saat ini kampus yang berpusat di Lubuk Lintah ini masih stagnan, tidak ada yang dapat dibanggakan, IAIN tertua di Sumatera ini jauh tertinggal dari perguruan-perguruan tinggi lainnya, dalam teknologi misalnya, saat ini sistem manual masih menyelimuti seluruh Civitas Akademika yang berakibatkan kelalaian dalam berbagai aspek, lambatnya keluar nilai, pembayaran uang semester penuh sesak, serta masih adanya mahasiswa yang gaptek, tidak seperti STAIN Batusangkar dan Bukittinggi yang sudah mulai bereksperimen dengan teknologi-teknologi canggih.

Melihat kondisi IAIN yang masih stagnan, Bapak yang juga dosen UIN Jakarta ini menghimbau “ jalinlah silaturahmi yang baik sesama Civitas Akademik, antar pemimpin jalin kekompakan, jangan jalan sendiri-sendiri, berekspresi boleh tapi jangan keluar dari koridor yang telah ditentukan dan mekanisme-mekanisme yang telah ditetapkan dari pusat, serta intelektual-intelektual muda harus dihimpun dalam suatu kegiatan, hilangkan kotak-kotak dalam lembaga tersebut sehingga bisa menjalin kerjasama yang sehat”

“Dari alumni sendiri tidak bisa berbuat banyak, karena di sini alumni tidak bisa membantu secara interen, para alumni hanya berperan dalam menyumbangkan pemikiran untuk perbaikan, untuk itu Pimpinan yang saat belum bisa memberdayakan alumni yang tersebar harus mampu lagi mengaet para alumni tersebut apalagi baru-baru ini adanya ILUNI JABODETABEK yang berdomisili di ibukota negara, sehingga akan lebih mempermudah link IAIN IB kedepan”. kritik staf ahli wapres ini.

Disinggung kinerja ILUNI JABODETABEK yang baru-baru ini dikukuhkan di Jakarta Mafri Amir yang juga ketua pelaksana menguraikan program kerjanya secara global. Pertama, Saling membantu sesama alumni. Kedua, Pertemuan rutin sekali dalam sebulan, sebelum adanya sebuah sekretariatan yang permanen, saat ini pertemuan tersebut diadakan home to home, yang digilirkan ke masing-masing alumni.

Ketiga, meningkatkan kualitas alumni serta membantu almamater, walau tidak bisa mengambil sebuah kebijakan, bila dibutuhkan alumni akan siap selalu menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk kemajuan almamater kedepannya, dan hal tersebut memerlukan komunikasi yang lancar dan sehat dengan pemimpin.(AnD)

Comments :

1
nofel mengatakan...
on 

Aku bangga jadi bagian IAIN Imam Bonjol, walaupun bukan alumni IAIN. Banyak kawan2 dosen yang bangga telah mengajar di IAIN. Tapi memang, pengelola IAIN sendiri tidak bermutu, ya... seperti pemain voli itu.

Gubernur Sumbar periode 2010-2015 pilihan anda...?

 

Copyright © 2009 by Brangkas Online